Header


Sabtu, 25 Desember 2010

3 DI HATI KELEWAT IMBAS



oleh Djazlam Zainal pada 25 Desember 2010 jam 16:34


Sudah tentu dalam waktu sesingkat ini, tidak mungkin saya melihat 3 Di Hati secara detail. Walau bagaimana pun, saya sangat berbesar hati diberi penghormatan oleh Lapena untuk membedah isi 3 Di Hati di hari peluncuran hari ini. Secara mukanya saja, ketiga-tiga penyair ini telah biasa saya kecapi hasil karyanya. Diah Hadaning ( Jakarta ) sudah saya kenali sejak lebih 30 tahun lalu. Ketika itu beliau hadir di Kuala Lumpur sekitar tahun 1984 dan saya ketika itu masih belia. Mbak Diah ( dalam usia 72 tahun sekarang ) menerima hadiah Puisi Putra  bersama dua penyair Malaysia iaitu A. Latif Mohidin dan Moechtar Awang. Setelah hampir tiga puluh tahun berselang, saya diketemukan lagi dengan karya-karya Mbak Diah biar bukan dengan orangnya ( Mbak Diah kesibukan untuk menghadiri peluncuran ini )

Kalau diteliti sebanyak 33 buah puisinya, rata-rata puis iMbak Diah dihasilkan dalam period yang sangat relatif singkat. Seluruhnya ditandai sekitar Oktober 2010 di tempat-tempat antaranya Tanjung Pinang, Pulau Penyengat, Jalan Bogor Raya dan lain-lain. Antara puisi yang terproduk adalah Membaca Bahasa Arus, Membaca Wajah-Wajah, Membaca Warna Biru, Mengeja Semak Bakau, Perempuan-Perempuan Berjilbab Kuning. Mbak Diah berkata,

katakan pada mendung
katakan pada awan
zikirnya memantik hati
lusa selalu bisa ditata kembali

( Perempuan-Perempuan Berjilbab Kuning. hal. 23 )

Bagi saya, Mbak Diah adalah penyair mapan yang karya puisi telah bertahab internasional. Mbak Diah telah dikenali di Malaysia dan Indonesia. Dan sebagai tonggak 3 Di Hati, Mbak Diah sebagai sebuah pelita seribu sumbu yang menceriahi penulis muda di bawahnya.

Dimas Arika Mihardja,( Jambi ) saya kenali lewat fesbuk dan sangat akrap dengan dunia kepenyairan Dimas. Puisi Dimas sangat khas suaranya, menjadi guru serta diikuti oleh penulis muda di bawahnya yang ikut nimbrong dalam puisi. Ini kerana setiap ujarannya sangat berkait dengan dunia sekitar. Malah beliau mencipta puisi khas untuk pengenalan bagi 33 puisi beliau. katanya,

Diah - semadi di bumi hening
            rambut putihnya gelora laut

Dimas - memanen senja
               melukis bianglala di dada

Deknong - berpijak bumi putih cintaku
                    melukis cakrawala
                    saat laut dan langit bertaut

( 3 Dimensi, hal. 51 ) 

Puisinya meraba ke seluruh arah, dari Merapi, Mentawai, Mentera Kamasutra hingga kepada Citra Yessika. Kepada Sastrawan Indonesia, Dimas menyalakan Anjung Cahaya. Pesannya pada mereka,

Jika benar ini marwah Melayu
Jangan biarkan semuanya menjadi layu

( Anjung Cahaya. hal. 89 ) 

Kepada mereka yang selalu bertanya siapa Yessika, Dimas menjawab.

Engkau pun merata detak di dada
Yessika bergaun merah duduk di atas putih cintaku
dan tahu garuda pancasila ada di situ

( Ranting Jiwa Yessika Dan Detak Data, hal. 71 ) 

Bagi saya Dimas adalah sisi baru penyair Indonesia yang harus diperhatikan. Cintanya besar sekali mencakup ke semua arah. Cinta anak muda, cinta orang tua, cinta antara gender, cinta tanahair, cinta yang terang tersuluh dan gelap, yang menyeluruh, semuanya digarap. Dimas tahu di mana cinta harus dipupuk dan ditumpuk dan cinta yang harus dilebur pada sat-saat cinta mengkabur. Harkat cintanya amat luas, mulus, halus dan sangat bagus, meliar ke kiri kanan, ngalur ngidul ke muka waktu yang amat sesuai.

Penyair ketiga yang harus diperkatakan dengan teliti ialah De Kemalawati ( Aceh ). Deknong ini adalah satu sosok yang vulgar yang sangat inprensif dan memberi sumber insprirasi kepada kami di Malaysia. Beliau adalah adindanya Siti Zainon Ismail, penyair kawakan kami. De, panggilan mesra saya, bagi membedakan panggilan Kemala yangi di Malaysia juga ada Kemala ( Dato' ) yang berlainan gender pula, adalah rumah kepada para seniman baik di Indonesia atau Malaysia.

Kumpulan puisi yang terdahulu Surat dari Negeri Tak Bertuan  menampilkan kekhasan beliau. 33 puisi dalam kumpulan ini sangat mencakup ruang mutakhir. Di dalamnya ada rasa rindu, ada janji, ada laut, ada sepi yang membadai dalam hatinya. De sangat mengakrap ke dalam dunia batin wanita. Lihatan sangat luas. Tuntutannya halus. Bagi saya suaranya sesuai diletakkan di mana-mana, kerana beliau tahu di mana keberadaannya. Baginya, wanita harus berketrampilan pada waktu yang sesuai. Tidak meribut sepanjang masa, atau terkutut setiap ketika. Dalam kumpulan ini, De agak terdorong ke dalam dirinya. Ada kangen, ada cinta, ada permohonan yang mahu dituntaskan sebagai wanita. Apa impiannya? Walau sebesar mana laungannya, ia akan kembali ke dalam dirinya yang sepi, yang mistri dan yang alus. Ada persamaan beliau dengan Siti Zainon ketika mendeklamasi puisi. Dari segi nafas dan lontaran vokalnya, juga keperkasaan srikandinya. Memang srikandi dia, kalau tidak diamati orangnya, orang akan bisa tersangka ia Siti Zainon. Persis amat.

Apa lagi yang harus saya perkatakan tentang wanita ini? Di luar diri sebagai penyair-pemuisi, wah, elok saja dibicarakan di Dhapukupi.

Pada keseluruhannya, 3 Di Hati adalah sebuah kalaborasi yang sangat berhasil. Satu kompilasi yang sangat bermakna. Saya akan menyambungkan sesampainya di Malaysia nanti, agar ianya bisa dijadikan bandingan dan contoh benar. Kekuatan emosi dan kehendak rupanya melebihi kebutuhan materi.  Contohnya, Lepana sebuah produk yang bukannya perusahaan besar dan hanya ditangani beberapa tenaga yang sangat minimal bisa mendorong kebesaran wibawa.  Juga kesungguhannya mengakrapkan hubungan jiwa yang amat besar dengan menemukan penyair Jakarta, Jambi, Aceh dan dibicarakan oleh kritikus Malaysia.

Akhir kata, sungguh amat berbesar hati dengan pelucuran ini. Suatu petanda bahawa sastra dan puisi tetap utuh walau ditelan seribu badai, seribu kerenah birokrasi. Saya bersyukur.


( Naskah penuh peluncuran buku 3 Di Hati, tanggal 23 Desember 2010, PWI Banda Aceh )

1 komentar:

  1. Naskah di atas sesuai aslinya. Di fesbuk, Dato Kemala, sastrawan besar dari Malaysia mempertanyakan istilah vulgar yang ditulis Bang Djazlam untuk D Kemalawati, beliau merasa tak cocok saja dengan istilah tersebut.

    BalasHapus