Header


Senin, 13 April 2015



SEBUAH PERAHU DAN SEORANG NELAYAN DI TENGAH LAUT TAWAR
D Kemalawati

Hanya itu yang kutemukan saat menyibak tirai kehidupan
terlintas pertanyaan kenapa berperang
jika tak ada yang diperebutkan
lihat betapa maha luasnya danau ini
hanya sebuah perahu dan seorang nelayan
 ditemani desir angin dan kicau burung dikejauhan
berlaksa ikan berenang riang diantara riak yang tenang
sama sekali tak ada keriuhan,
 saling menyerang, berharap pemenang

betapa bahagianya menjadi nelayan
di tengah danau kehidupan
melempar jala sendirian
menyaksikan kabut menipis pelan-pelan
remang pagi mengantar terang
menjemput harapan

kenapa ada perang dalam pikiran
memanjang-manjangkan penderitaan
hidup hanya pilihan
berdesak-desakan di kehampaan
atau sendiri di tengah danau kehidupan
dengan kepastian 

Renggali Laut Tawar, 1 juli 2013  



TUNTUN AKU YA RABB
D Kemalawati

Entah sampai hitungan keberapa
kaki ini masih melangkah
Di atas taburan bunga dan serpihan kaca

Duhai Rabb, aku mencium wangiMu 
dalam sunyi jalan menuju
harap cemasku 
akankah Kau rangkul aku
bila bertemu

Duhai Rabb,
Izinkan aku menjadi kekasihMu
Tuntun langkahku
hingga berhenti dalam pangkuanMu

Banda Aceh, 2 April 2014

BATEELOEN
(Doel CP Allisah)
D Kemalawati

Kau asah batu-batu itu
dengan kegigihan 
Hingga berkilau
lalu sajak dan senyummu 
kau simpan di sana
Dalam embun
Bateeloen.
Tentang hidup membatu
Kau tulis dalam sajakmu
Seperti gurat warna warni
Mengambang indah dalam safir
Bateeloen

Setelah tiada
Entah siapa mengasah batu
Mewarisi gigihmu
Menerjemahkan garis pelukis
Yang tak terjamah penyair
Dalam bateeloen


Banda Aceh, 2 April 2014
* Bateeloen : bahasa Aceh, artinya batu saya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar