Suatu pagi seorang anak berlari-lari kecil di pematang sawah. Di ketiaknya terkepit dua buah buku. Di saku bajunya yang kusam sepucuk pinsil yang ujungnya tak runcing menyembul keluar. Dengan terengah-engah sampailah anak itu ke sebuah tempat, di mana telah berkumpul puluhan anak sebaya dengannya dan beberapa orang dewasa.
Tanpa upacara bendera atau senam pagi, anak-anak itu mulai belajar. Suasana pedesaan yang hening pecah oleh bacaan: “ini ibu Budi, ini ayah Budi” dan seperti embun membasahi kakinya saat berlarian di pematang, bacaan itu melekat di kepala anak-anak kecil yang ceria itu. Selanjutnya klik di sini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar