Cerpen: D Kemalawati
Seperti rencanaku pagi tadi, sekarang akan kulepaskan bongkahan ini. Bongkahan yang kupanggul laksana bayi telah membuatku semakin bungkuk dan terpuruk. Aku tak bisa tengadah menatap langit biru, tak juga bisa menghitung bintang besar diantara banyak bintang kecil di angkasa. Ingin sekali aku menatap bulan sabit lalu melukisnya menjadi senyum dan kukirim padamu. Tapi itu tak pernah kulakukan. Seterusnya Klik disini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar